: Dear, Le Bojo. Berniat menyiapkan makanan untukmu, menggoreng birthday cake, serta membereskan rumah di hari kelahiranmu ini rasanya bukan ide yang baik. Malah berpotensi runyam hasilnya. Percayalah sayang, you’re irreplaceable! Terlebih meladeni suamimu yang nyentrik nan mbetik ini. Meski aku bergelimang keteledoran dan ketidaksempurnaan, tapi doa yang kupanjatkan terkirim tulus untukmu: Sehat selalu menyertaimu, kemudahan selalu bersahabat denganmu, kebahagiaan selalu bersamamu dan kita, serta keberkahan selalu memelukmu. Termasuk berkah buatku yang selalu memelukmu.. dengan penuh rayu, tentoenja! Tetap tangguh berdiri dan melangkah, bertualang dan tak lelah memberi manfaat baik untuk banyak orang. Terus bertumbuh dan bergandengan tangan dengan sederhana, Mon Bojo!🐱 HAPPY BIRTHDAY my favorite superhuman! Love you😘
: Dear, Le Bojo. Berniat menyiapkan makanan untukmu, menggoreng birthday cake, serta membereskan rumah di hari kelahiranmu ini rasanya bukan ide yang baik. Malah berpotensi runyam hasilnya. Percayalah sayang, you’re irreplaceable! Terlebih meladeni suamimu yang nyentrik nan mbetik ini. Meski aku bergelimang keteledoran dan ketidaksempurnaan, tapi doa yang kupanjatkan terkirim tulus untukmu: Sehat selalu menyertaimu, kemudahan selalu bersahabat denganmu, kebahagiaan selalu bersamamu dan kita, serta keberkahan selalu memelukmu. Termasuk berkah buatku yang selalu memelukmu.. dengan penuh rayu, tentoenja! Tetap tangguh berdiri dan melangkah, bertualang dan tak lelah memberi manfaat baik untuk banyak orang. Terus bertumbuh dan bergandengan tangan dengan sederhana, Mon Bojo!🐱 HAPPY BIRTHDAY my favorite superhuman! Love you😘
: Dear, Le Bojo. Berniat menyiapkan makanan untukmu, menggoreng birthday cake, serta membereskan rumah di hari kelahiranmu ini rasanya bukan ide yang baik. Malah berpotensi runyam hasilnya. Percayalah sayang, you’re irreplaceable! Terlebih meladeni suamimu yang nyentrik nan mbetik ini. Meski aku bergelimang keteledoran dan ketidaksempurnaan, tapi doa yang kupanjatkan terkirim tulus untukmu: Sehat selalu menyertaimu, kemudahan selalu bersahabat denganmu, kebahagiaan selalu bersamamu dan kita, serta keberkahan selalu memelukmu. Termasuk berkah buatku yang selalu memelukmu.. dengan penuh rayu, tentoenja! Tetap tangguh berdiri dan melangkah, bertualang dan tak lelah memberi manfaat baik untuk banyak orang. Terus bertumbuh dan bergandengan tangan dengan sederhana, Mon Bojo!🐱 HAPPY BIRTHDAY my favorite superhuman! Love you😘
: Dear, Le Bojo. Berniat menyiapkan makanan untukmu, menggoreng birthday cake, serta membereskan rumah di hari kelahiranmu ini rasanya bukan ide yang baik. Malah berpotensi runyam hasilnya. Percayalah sayang, you’re irreplaceable! Terlebih meladeni suamimu yang nyentrik nan mbetik ini. Meski aku bergelimang keteledoran dan ketidaksempurnaan, tapi doa yang kupanjatkan terkirim tulus untukmu: Sehat selalu menyertaimu, kemudahan selalu bersahabat denganmu, kebahagiaan selalu bersamamu dan kita, serta keberkahan selalu memelukmu. Termasuk berkah buatku yang selalu memelukmu.. dengan penuh rayu, tentoenja! Tetap tangguh berdiri dan melangkah, bertualang dan tak lelah memberi manfaat baik untuk banyak orang. Terus bertumbuh dan bergandengan tangan dengan sederhana, Mon Bojo!🐱 HAPPY BIRTHDAY my favorite superhuman! Love you😘
: Dear, Le Bojo. Berniat menyiapkan makanan untukmu, menggoreng birthday cake, serta membereskan rumah di hari kelahiranmu ini rasanya bukan ide yang baik. Malah berpotensi runyam hasilnya. Percayalah sayang, you’re irreplaceable! Terlebih meladeni suamimu yang nyentrik nan mbetik ini. Meski aku bergelimang keteledoran dan ketidaksempurnaan, tapi doa yang kupanjatkan terkirim tulus untukmu: Sehat selalu menyertaimu, kemudahan selalu bersahabat denganmu, kebahagiaan selalu bersamamu dan kita, serta keberkahan selalu memelukmu. Termasuk berkah buatku yang selalu memelukmu.. dengan penuh rayu, tentoenja! Tetap tangguh berdiri dan melangkah, bertualang dan tak lelah memberi manfaat baik untuk banyak orang. Terus bertumbuh dan bergandengan tangan dengan sederhana, Mon Bojo!🐱 HAPPY BIRTHDAY my favorite superhuman! Love you😘
Indonesia mengkonsumsi MIKROPLASTIK terbanyak di dunia! Begitu bunyi studi yang dipublikasikan di laman Cornell University, Amerika Serikat pada April lalu. Bagaimana bisa? Bermula dari berlimpahnya sampah plastik di lautan negeri ini yang terdegradasi menjadi partikel-partikel kecil atau mikroplastik yang lalu dikonsumsi oleh koloni plankton. Disusul gerombolan ikan yang melahap barisan plankton tadi. Sejurus kemudian sejumlah ikan tersebut tersaji di meja makanmu. Siap untuk kau santap! Tunggu, bagaimana bisa awalnya sampah plastik sowan ke lautan? Mari sama-sama kita tanyakan pada diri sendiri. … Itu baru persoalan mikroplastik, kawan! Belum lagi isu lainnya yang menggelindingkan bola salju persoalan krisis iklim yang nyata terjadi di bumi. Seperti terpampang pada slide terakhir, melelehnya es di kawasan Arktik hasil tangkapan kamera Paul Nicklen. Sebuah imaji pengingat nan menohok! Pantas rasanya imaji tersebut lantas diabadikan sebagai sampul sebuah kitab protes bertajuk: Gigaton. #sayapilihbumi
Indonesia mengkonsumsi MIKROPLASTIK terbanyak di dunia! Begitu bunyi studi yang dipublikasikan di laman Cornell University, Amerika Serikat pada April lalu. Bagaimana bisa? Bermula dari berlimpahnya sampah plastik di lautan negeri ini yang terdegradasi menjadi partikel-partikel kecil atau mikroplastik yang lalu dikonsumsi oleh koloni plankton. Disusul gerombolan ikan yang melahap barisan plankton tadi. Sejurus kemudian sejumlah ikan tersebut tersaji di meja makanmu. Siap untuk kau santap! Tunggu, bagaimana bisa awalnya sampah plastik sowan ke lautan? Mari sama-sama kita tanyakan pada diri sendiri. … Itu baru persoalan mikroplastik, kawan! Belum lagi isu lainnya yang menggelindingkan bola salju persoalan krisis iklim yang nyata terjadi di bumi. Seperti terpampang pada slide terakhir, melelehnya es di kawasan Arktik hasil tangkapan kamera Paul Nicklen. Sebuah imaji pengingat nan menohok! Pantas rasanya imaji tersebut lantas diabadikan sebagai sampul sebuah kitab protes bertajuk: Gigaton. #sayapilihbumi
Indonesia mengkonsumsi MIKROPLASTIK terbanyak di dunia! Begitu bunyi studi yang dipublikasikan di laman Cornell University, Amerika Serikat pada April lalu. Bagaimana bisa? Bermula dari berlimpahnya sampah plastik di lautan negeri ini yang terdegradasi menjadi partikel-partikel kecil atau mikroplastik yang lalu dikonsumsi oleh koloni plankton. Disusul gerombolan ikan yang melahap barisan plankton tadi. Sejurus kemudian sejumlah ikan tersebut tersaji di meja makanmu. Siap untuk kau santap! Tunggu, bagaimana bisa awalnya sampah plastik sowan ke lautan? Mari sama-sama kita tanyakan pada diri sendiri. … Itu baru persoalan mikroplastik, kawan! Belum lagi isu lainnya yang menggelindingkan bola salju persoalan krisis iklim yang nyata terjadi di bumi. Seperti terpampang pada slide terakhir, melelehnya es di kawasan Arktik hasil tangkapan kamera Paul Nicklen. Sebuah imaji pengingat nan menohok! Pantas rasanya imaji tersebut lantas diabadikan sebagai sampul sebuah kitab protes bertajuk: Gigaton. #sayapilihbumi
Indonesia mengkonsumsi MIKROPLASTIK terbanyak di dunia! Begitu bunyi studi yang dipublikasikan di laman Cornell University, Amerika Serikat pada April lalu. Bagaimana bisa? Bermula dari berlimpahnya sampah plastik di lautan negeri ini yang terdegradasi menjadi partikel-partikel kecil atau mikroplastik yang lalu dikonsumsi oleh koloni plankton. Disusul gerombolan ikan yang melahap barisan plankton tadi. Sejurus kemudian sejumlah ikan tersebut tersaji di meja makanmu. Siap untuk kau santap! Tunggu, bagaimana bisa awalnya sampah plastik sowan ke lautan? Mari sama-sama kita tanyakan pada diri sendiri. … Itu baru persoalan mikroplastik, kawan! Belum lagi isu lainnya yang menggelindingkan bola salju persoalan krisis iklim yang nyata terjadi di bumi. Seperti terpampang pada slide terakhir, melelehnya es di kawasan Arktik hasil tangkapan kamera Paul Nicklen. Sebuah imaji pengingat nan menohok! Pantas rasanya imaji tersebut lantas diabadikan sebagai sampul sebuah kitab protes bertajuk: Gigaton. #sayapilihbumi
: Dari pesisir timur Borneo kami kirimkan ucapan selamat hari raya Idul Adha. — Agenda penugasan tim National Geographic Indonesia di kawasan Derawan, Berau, Kalimantan Timur kali ini terasa berbeda. Bertepatan dengan hari raya kurban tahun ini menjadikannya lebih berkesan. Sejak takbir menggema di malam sebelumnya, keintiman dan kekhusyukan nan sederhana terjalin di pulau berpenghuni sekitar 1500 jiwa tersebut. Adzan subuh yang mengalun turut mempertebal nuansa kesyahduan di kala fajar. Bergotong-royong panitia Masjid Jami Al-Ikhlas Derawan mempersiapkan pelaksanan Sholat Ied. Satu persatu jamaah mendekati sumber suara takbir dan bermuara di satu-satunya masjid di pulau seluas 43 hektar ini. Kendati jauh dari ramai sukacita perayaan di kota-kota besar lainnya, kami berbaur bersama kehangatan masyarakat Derawan. Kekhidmatan mungil yang turut menambah bahan bakar semangat kami dalam menuntaskan ekspedisi. Dengan segala kerendahan hati nan sederhana kami sampaikan ucapan selamat hari raya Idul Adha. Semoga keberkahan selalu menyelimuti dimanapun kita berada. Terima kasih Derawan! Perjalanan kami terus berlanjut. #nationalgeographicindonesia
: Dari pesisir timur Borneo kami kirimkan ucapan selamat hari raya Idul Adha. — Agenda penugasan tim National Geographic Indonesia di kawasan Derawan, Berau, Kalimantan Timur kali ini terasa berbeda. Bertepatan dengan hari raya kurban tahun ini menjadikannya lebih berkesan. Sejak takbir menggema di malam sebelumnya, keintiman dan kekhusyukan nan sederhana terjalin di pulau berpenghuni sekitar 1500 jiwa tersebut. Adzan subuh yang mengalun turut mempertebal nuansa kesyahduan di kala fajar. Bergotong-royong panitia Masjid Jami Al-Ikhlas Derawan mempersiapkan pelaksanan Sholat Ied. Satu persatu jamaah mendekati sumber suara takbir dan bermuara di satu-satunya masjid di pulau seluas 43 hektar ini. Kendati jauh dari ramai sukacita perayaan di kota-kota besar lainnya, kami berbaur bersama kehangatan masyarakat Derawan. Kekhidmatan mungil yang turut menambah bahan bakar semangat kami dalam menuntaskan ekspedisi. Dengan segala kerendahan hati nan sederhana kami sampaikan ucapan selamat hari raya Idul Adha. Semoga keberkahan selalu menyelimuti dimanapun kita berada. Terima kasih Derawan! Perjalanan kami terus berlanjut. #nationalgeographicindonesia
: Dari pesisir timur Borneo kami kirimkan ucapan selamat hari raya Idul Adha. — Agenda penugasan tim National Geographic Indonesia di kawasan Derawan, Berau, Kalimantan Timur kali ini terasa berbeda. Bertepatan dengan hari raya kurban tahun ini menjadikannya lebih berkesan. Sejak takbir menggema di malam sebelumnya, keintiman dan kekhusyukan nan sederhana terjalin di pulau berpenghuni sekitar 1500 jiwa tersebut. Adzan subuh yang mengalun turut mempertebal nuansa kesyahduan di kala fajar. Bergotong-royong panitia Masjid Jami Al-Ikhlas Derawan mempersiapkan pelaksanan Sholat Ied. Satu persatu jamaah mendekati sumber suara takbir dan bermuara di satu-satunya masjid di pulau seluas 43 hektar ini. Kendati jauh dari ramai sukacita perayaan di kota-kota besar lainnya, kami berbaur bersama kehangatan masyarakat Derawan. Kekhidmatan mungil yang turut menambah bahan bakar semangat kami dalam menuntaskan ekspedisi. Dengan segala kerendahan hati nan sederhana kami sampaikan ucapan selamat hari raya Idul Adha. Semoga keberkahan selalu menyelimuti dimanapun kita berada. Terima kasih Derawan! Perjalanan kami terus berlanjut. #nationalgeographicindonesia
: Dari pesisir timur Borneo kami kirimkan ucapan selamat hari raya Idul Adha. — Agenda penugasan tim National Geographic Indonesia di kawasan Derawan, Berau, Kalimantan Timur kali ini terasa berbeda. Bertepatan dengan hari raya kurban tahun ini menjadikannya lebih berkesan. Sejak takbir menggema di malam sebelumnya, keintiman dan kekhusyukan nan sederhana terjalin di pulau berpenghuni sekitar 1500 jiwa tersebut. Adzan subuh yang mengalun turut mempertebal nuansa kesyahduan di kala fajar. Bergotong-royong panitia Masjid Jami Al-Ikhlas Derawan mempersiapkan pelaksanan Sholat Ied. Satu persatu jamaah mendekati sumber suara takbir dan bermuara di satu-satunya masjid di pulau seluas 43 hektar ini. Kendati jauh dari ramai sukacita perayaan di kota-kota besar lainnya, kami berbaur bersama kehangatan masyarakat Derawan. Kekhidmatan mungil yang turut menambah bahan bakar semangat kami dalam menuntaskan ekspedisi. Dengan segala kerendahan hati nan sederhana kami sampaikan ucapan selamat hari raya Idul Adha. Semoga keberkahan selalu menyelimuti dimanapun kita berada. Terima kasih Derawan! Perjalanan kami terus berlanjut. #nationalgeographicindonesia
: Dari pesisir timur Borneo kami kirimkan ucapan selamat hari raya Idul Adha. — Agenda penugasan tim National Geographic Indonesia di kawasan Derawan, Berau, Kalimantan Timur kali ini terasa berbeda. Bertepatan dengan hari raya kurban tahun ini menjadikannya lebih berkesan. Sejak takbir menggema di malam sebelumnya, keintiman dan kekhusyukan nan sederhana terjalin di pulau berpenghuni sekitar 1500 jiwa tersebut. Adzan subuh yang mengalun turut mempertebal nuansa kesyahduan di kala fajar. Bergotong-royong panitia Masjid Jami Al-Ikhlas Derawan mempersiapkan pelaksanan Sholat Ied. Satu persatu jamaah mendekati sumber suara takbir dan bermuara di satu-satunya masjid di pulau seluas 43 hektar ini. Kendati jauh dari ramai sukacita perayaan di kota-kota besar lainnya, kami berbaur bersama kehangatan masyarakat Derawan. Kekhidmatan mungil yang turut menambah bahan bakar semangat kami dalam menuntaskan ekspedisi. Dengan segala kerendahan hati nan sederhana kami sampaikan ucapan selamat hari raya Idul Adha. Semoga keberkahan selalu menyelimuti dimanapun kita berada. Terima kasih Derawan! Perjalanan kami terus berlanjut. #nationalgeographicindonesia
: Dari pesisir timur Borneo kami kirimkan ucapan selamat hari raya Idul Adha. — Agenda penugasan tim National Geographic Indonesia di kawasan Derawan, Berau, Kalimantan Timur kali ini terasa berbeda. Bertepatan dengan hari raya kurban tahun ini menjadikannya lebih berkesan. Sejak takbir menggema di malam sebelumnya, keintiman dan kekhusyukan nan sederhana terjalin di pulau berpenghuni sekitar 1500 jiwa tersebut. Adzan subuh yang mengalun turut mempertebal nuansa kesyahduan di kala fajar. Bergotong-royong panitia Masjid Jami Al-Ikhlas Derawan mempersiapkan pelaksanan Sholat Ied. Satu persatu jamaah mendekati sumber suara takbir dan bermuara di satu-satunya masjid di pulau seluas 43 hektar ini. Kendati jauh dari ramai sukacita perayaan di kota-kota besar lainnya, kami berbaur bersama kehangatan masyarakat Derawan. Kekhidmatan mungil yang turut menambah bahan bakar semangat kami dalam menuntaskan ekspedisi. Dengan segala kerendahan hati nan sederhana kami sampaikan ucapan selamat hari raya Idul Adha. Semoga keberkahan selalu menyelimuti dimanapun kita berada. Terima kasih Derawan! Perjalanan kami terus berlanjut. #nationalgeographicindonesia
: Dari pesisir timur Borneo kami kirimkan ucapan selamat hari raya Idul Adha. — Agenda penugasan tim National Geographic Indonesia di kawasan Derawan, Berau, Kalimantan Timur kali ini terasa berbeda. Bertepatan dengan hari raya kurban tahun ini menjadikannya lebih berkesan. Sejak takbir menggema di malam sebelumnya, keintiman dan kekhusyukan nan sederhana terjalin di pulau berpenghuni sekitar 1500 jiwa tersebut. Adzan subuh yang mengalun turut mempertebal nuansa kesyahduan di kala fajar. Bergotong-royong panitia Masjid Jami Al-Ikhlas Derawan mempersiapkan pelaksanan Sholat Ied. Satu persatu jamaah mendekati sumber suara takbir dan bermuara di satu-satunya masjid di pulau seluas 43 hektar ini. Kendati jauh dari ramai sukacita perayaan di kota-kota besar lainnya, kami berbaur bersama kehangatan masyarakat Derawan. Kekhidmatan mungil yang turut menambah bahan bakar semangat kami dalam menuntaskan ekspedisi. Dengan segala kerendahan hati nan sederhana kami sampaikan ucapan selamat hari raya Idul Adha. Semoga keberkahan selalu menyelimuti dimanapun kita berada. Terima kasih Derawan! Perjalanan kami terus berlanjut. #nationalgeographicindonesia
: Dari pesisir timur Borneo kami kirimkan ucapan selamat hari raya Idul Adha. — Agenda penugasan tim National Geographic Indonesia di kawasan Derawan, Berau, Kalimantan Timur kali ini terasa berbeda. Bertepatan dengan hari raya kurban tahun ini menjadikannya lebih berkesan. Sejak takbir menggema di malam sebelumnya, keintiman dan kekhusyukan nan sederhana terjalin di pulau berpenghuni sekitar 1500 jiwa tersebut. Adzan subuh yang mengalun turut mempertebal nuansa kesyahduan di kala fajar. Bergotong-royong panitia Masjid Jami Al-Ikhlas Derawan mempersiapkan pelaksanan Sholat Ied. Satu persatu jamaah mendekati sumber suara takbir dan bermuara di satu-satunya masjid di pulau seluas 43 hektar ini. Kendati jauh dari ramai sukacita perayaan di kota-kota besar lainnya, kami berbaur bersama kehangatan masyarakat Derawan. Kekhidmatan mungil yang turut menambah bahan bakar semangat kami dalam menuntaskan ekspedisi. Dengan segala kerendahan hati nan sederhana kami sampaikan ucapan selamat hari raya Idul Adha. Semoga keberkahan selalu menyelimuti dimanapun kita berada. Terima kasih Derawan! Perjalanan kami terus berlanjut. #nationalgeographicindonesia
: Dari pesisir timur Borneo kami kirimkan ucapan selamat hari raya Idul Adha. — Agenda penugasan tim National Geographic Indonesia di kawasan Derawan, Berau, Kalimantan Timur kali ini terasa berbeda. Bertepatan dengan hari raya kurban tahun ini menjadikannya lebih berkesan. Sejak takbir menggema di malam sebelumnya, keintiman dan kekhusyukan nan sederhana terjalin di pulau berpenghuni sekitar 1500 jiwa tersebut. Adzan subuh yang mengalun turut mempertebal nuansa kesyahduan di kala fajar. Bergotong-royong panitia Masjid Jami Al-Ikhlas Derawan mempersiapkan pelaksanan Sholat Ied. Satu persatu jamaah mendekati sumber suara takbir dan bermuara di satu-satunya masjid di pulau seluas 43 hektar ini. Kendati jauh dari ramai sukacita perayaan di kota-kota besar lainnya, kami berbaur bersama kehangatan masyarakat Derawan. Kekhidmatan mungil yang turut menambah bahan bakar semangat kami dalam menuntaskan ekspedisi. Dengan segala kerendahan hati nan sederhana kami sampaikan ucapan selamat hari raya Idul Adha. Semoga keberkahan selalu menyelimuti dimanapun kita berada. Terima kasih Derawan! Perjalanan kami terus berlanjut. #nationalgeographicindonesia
: Dari sampah plastik menjadi paving blok. — Menumpuknya persoalan sampah di sekitar tempat tinggalnya memicu upaya Bu Emil Gadhara bersama sekelompok ibu-ibu di Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, menginisiasi membangun Bank Sampah Kampung Lestari. Sampah plastik disekitar kawasan dikumpulkan untuk diolah kembali. Tak sedikit paving blok bermaterial sampah plastik yang terlahir dari tangan dingin mereka di bawah teriknya matahari. Termasuk barisan sabun serba guna yang dihasilkan dari minyak jelantah yang diolah kembali. Semua proses pengolahan dilakukan secara mandiri dengan peralatan yang sederhana. “Sampah rumah tangga disini banyak, Kenapa tidak diolah kembali? Paving blok cukup laku untuk dijual kembali.” Jelas Bu Emil ketika saya jumpai tiga hari lalu (09/06/24). Limbah rumah tangga adalah awal mula perjalanan persoalan sampah. Banyak hal kecil yang tanpa kita sadari limbahnya mampu menggulirkan persoalan lebih besar. Dari daratan ke sungai, berakhir di lautan. Minyak jelantah salah satunya. “Daripada tak terpakai lagi dan dibuang, lebih baik kami bawa, kami jadikan sabun. Lumayan mas kami jadi lebih irit tak perlu belanja untuk sabun cuci piring.” Pungkas Bu Emil yang bersama 8 orang anggotanya mendirikan Bank Sampah Kampung Lestari pada 2016. Bagi masyarakat Kalimantan, sungai adalah anugerah yang dimuliakan, sebagai penjaga ekosistem. Termasuk masyarakat Tayan Hilir yang hidup berdampingan dengan Sungai Kapuas. Tentu aksi kecil yang dipraktikkan sekelompok ibu-ibu ini memperkuat resonansi suara seorang ibu di tiap rumah yang dapat hadir menjadi alternatif solusi untuk mengatasi tantangan persoalan sampah. Khususnya di Tayan Hilir. Sehingga Sungai Kapuas menjadi lebih lestari dan terus menjaga peradaban dan kebudayaan. #sayapilihbumi
: Dari sampah plastik menjadi paving blok. — Menumpuknya persoalan sampah di sekitar tempat tinggalnya memicu upaya Bu Emil Gadhara bersama sekelompok ibu-ibu di Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, menginisiasi membangun Bank Sampah Kampung Lestari. Sampah plastik disekitar kawasan dikumpulkan untuk diolah kembali. Tak sedikit paving blok bermaterial sampah plastik yang terlahir dari tangan dingin mereka di bawah teriknya matahari. Termasuk barisan sabun serba guna yang dihasilkan dari minyak jelantah yang diolah kembali. Semua proses pengolahan dilakukan secara mandiri dengan peralatan yang sederhana. “Sampah rumah tangga disini banyak, Kenapa tidak diolah kembali? Paving blok cukup laku untuk dijual kembali.” Jelas Bu Emil ketika saya jumpai tiga hari lalu (09/06/24). Limbah rumah tangga adalah awal mula perjalanan persoalan sampah. Banyak hal kecil yang tanpa kita sadari limbahnya mampu menggulirkan persoalan lebih besar. Dari daratan ke sungai, berakhir di lautan. Minyak jelantah salah satunya. “Daripada tak terpakai lagi dan dibuang, lebih baik kami bawa, kami jadikan sabun. Lumayan mas kami jadi lebih irit tak perlu belanja untuk sabun cuci piring.” Pungkas Bu Emil yang bersama 8 orang anggotanya mendirikan Bank Sampah Kampung Lestari pada 2016. Bagi masyarakat Kalimantan, sungai adalah anugerah yang dimuliakan, sebagai penjaga ekosistem. Termasuk masyarakat Tayan Hilir yang hidup berdampingan dengan Sungai Kapuas. Tentu aksi kecil yang dipraktikkan sekelompok ibu-ibu ini memperkuat resonansi suara seorang ibu di tiap rumah yang dapat hadir menjadi alternatif solusi untuk mengatasi tantangan persoalan sampah. Khususnya di Tayan Hilir. Sehingga Sungai Kapuas menjadi lebih lestari dan terus menjaga peradaban dan kebudayaan. #sayapilihbumi
: Dari sampah plastik menjadi paving blok. — Menumpuknya persoalan sampah di sekitar tempat tinggalnya memicu upaya Bu Emil Gadhara bersama sekelompok ibu-ibu di Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, menginisiasi membangun Bank Sampah Kampung Lestari. Sampah plastik disekitar kawasan dikumpulkan untuk diolah kembali. Tak sedikit paving blok bermaterial sampah plastik yang terlahir dari tangan dingin mereka di bawah teriknya matahari. Termasuk barisan sabun serba guna yang dihasilkan dari minyak jelantah yang diolah kembali. Semua proses pengolahan dilakukan secara mandiri dengan peralatan yang sederhana. “Sampah rumah tangga disini banyak, Kenapa tidak diolah kembali? Paving blok cukup laku untuk dijual kembali.” Jelas Bu Emil ketika saya jumpai tiga hari lalu (09/06/24). Limbah rumah tangga adalah awal mula perjalanan persoalan sampah. Banyak hal kecil yang tanpa kita sadari limbahnya mampu menggulirkan persoalan lebih besar. Dari daratan ke sungai, berakhir di lautan. Minyak jelantah salah satunya. “Daripada tak terpakai lagi dan dibuang, lebih baik kami bawa, kami jadikan sabun. Lumayan mas kami jadi lebih irit tak perlu belanja untuk sabun cuci piring.” Pungkas Bu Emil yang bersama 8 orang anggotanya mendirikan Bank Sampah Kampung Lestari pada 2016. Bagi masyarakat Kalimantan, sungai adalah anugerah yang dimuliakan, sebagai penjaga ekosistem. Termasuk masyarakat Tayan Hilir yang hidup berdampingan dengan Sungai Kapuas. Tentu aksi kecil yang dipraktikkan sekelompok ibu-ibu ini memperkuat resonansi suara seorang ibu di tiap rumah yang dapat hadir menjadi alternatif solusi untuk mengatasi tantangan persoalan sampah. Khususnya di Tayan Hilir. Sehingga Sungai Kapuas menjadi lebih lestari dan terus menjaga peradaban dan kebudayaan. #sayapilihbumi
: Dari sampah plastik menjadi paving blok. — Menumpuknya persoalan sampah di sekitar tempat tinggalnya memicu upaya Bu Emil Gadhara bersama sekelompok ibu-ibu di Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, menginisiasi membangun Bank Sampah Kampung Lestari. Sampah plastik disekitar kawasan dikumpulkan untuk diolah kembali. Tak sedikit paving blok bermaterial sampah plastik yang terlahir dari tangan dingin mereka di bawah teriknya matahari. Termasuk barisan sabun serba guna yang dihasilkan dari minyak jelantah yang diolah kembali. Semua proses pengolahan dilakukan secara mandiri dengan peralatan yang sederhana. “Sampah rumah tangga disini banyak, Kenapa tidak diolah kembali? Paving blok cukup laku untuk dijual kembali.” Jelas Bu Emil ketika saya jumpai tiga hari lalu (09/06/24). Limbah rumah tangga adalah awal mula perjalanan persoalan sampah. Banyak hal kecil yang tanpa kita sadari limbahnya mampu menggulirkan persoalan lebih besar. Dari daratan ke sungai, berakhir di lautan. Minyak jelantah salah satunya. “Daripada tak terpakai lagi dan dibuang, lebih baik kami bawa, kami jadikan sabun. Lumayan mas kami jadi lebih irit tak perlu belanja untuk sabun cuci piring.” Pungkas Bu Emil yang bersama 8 orang anggotanya mendirikan Bank Sampah Kampung Lestari pada 2016. Bagi masyarakat Kalimantan, sungai adalah anugerah yang dimuliakan, sebagai penjaga ekosistem. Termasuk masyarakat Tayan Hilir yang hidup berdampingan dengan Sungai Kapuas. Tentu aksi kecil yang dipraktikkan sekelompok ibu-ibu ini memperkuat resonansi suara seorang ibu di tiap rumah yang dapat hadir menjadi alternatif solusi untuk mengatasi tantangan persoalan sampah. Khususnya di Tayan Hilir. Sehingga Sungai Kapuas menjadi lebih lestari dan terus menjaga peradaban dan kebudayaan. #sayapilihbumi
: Dari sampah plastik menjadi paving blok. — Menumpuknya persoalan sampah di sekitar tempat tinggalnya memicu upaya Bu Emil Gadhara bersama sekelompok ibu-ibu di Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, menginisiasi membangun Bank Sampah Kampung Lestari. Sampah plastik disekitar kawasan dikumpulkan untuk diolah kembali. Tak sedikit paving blok bermaterial sampah plastik yang terlahir dari tangan dingin mereka di bawah teriknya matahari. Termasuk barisan sabun serba guna yang dihasilkan dari minyak jelantah yang diolah kembali. Semua proses pengolahan dilakukan secara mandiri dengan peralatan yang sederhana. “Sampah rumah tangga disini banyak, Kenapa tidak diolah kembali? Paving blok cukup laku untuk dijual kembali.” Jelas Bu Emil ketika saya jumpai tiga hari lalu (09/06/24). Limbah rumah tangga adalah awal mula perjalanan persoalan sampah. Banyak hal kecil yang tanpa kita sadari limbahnya mampu menggulirkan persoalan lebih besar. Dari daratan ke sungai, berakhir di lautan. Minyak jelantah salah satunya. “Daripada tak terpakai lagi dan dibuang, lebih baik kami bawa, kami jadikan sabun. Lumayan mas kami jadi lebih irit tak perlu belanja untuk sabun cuci piring.” Pungkas Bu Emil yang bersama 8 orang anggotanya mendirikan Bank Sampah Kampung Lestari pada 2016. Bagi masyarakat Kalimantan, sungai adalah anugerah yang dimuliakan, sebagai penjaga ekosistem. Termasuk masyarakat Tayan Hilir yang hidup berdampingan dengan Sungai Kapuas. Tentu aksi kecil yang dipraktikkan sekelompok ibu-ibu ini memperkuat resonansi suara seorang ibu di tiap rumah yang dapat hadir menjadi alternatif solusi untuk mengatasi tantangan persoalan sampah. Khususnya di Tayan Hilir. Sehingga Sungai Kapuas menjadi lebih lestari dan terus menjaga peradaban dan kebudayaan. #sayapilihbumi
: Dari sampah plastik menjadi paving blok. — Menumpuknya persoalan sampah di sekitar tempat tinggalnya memicu upaya Bu Emil Gadhara bersama sekelompok ibu-ibu di Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, menginisiasi membangun Bank Sampah Kampung Lestari. Sampah plastik disekitar kawasan dikumpulkan untuk diolah kembali. Tak sedikit paving blok bermaterial sampah plastik yang terlahir dari tangan dingin mereka di bawah teriknya matahari. Termasuk barisan sabun serba guna yang dihasilkan dari minyak jelantah yang diolah kembali. Semua proses pengolahan dilakukan secara mandiri dengan peralatan yang sederhana. “Sampah rumah tangga disini banyak, Kenapa tidak diolah kembali? Paving blok cukup laku untuk dijual kembali.” Jelas Bu Emil ketika saya jumpai tiga hari lalu (09/06/24). Limbah rumah tangga adalah awal mula perjalanan persoalan sampah. Banyak hal kecil yang tanpa kita sadari limbahnya mampu menggulirkan persoalan lebih besar. Dari daratan ke sungai, berakhir di lautan. Minyak jelantah salah satunya. “Daripada tak terpakai lagi dan dibuang, lebih baik kami bawa, kami jadikan sabun. Lumayan mas kami jadi lebih irit tak perlu belanja untuk sabun cuci piring.” Pungkas Bu Emil yang bersama 8 orang anggotanya mendirikan Bank Sampah Kampung Lestari pada 2016. Bagi masyarakat Kalimantan, sungai adalah anugerah yang dimuliakan, sebagai penjaga ekosistem. Termasuk masyarakat Tayan Hilir yang hidup berdampingan dengan Sungai Kapuas. Tentu aksi kecil yang dipraktikkan sekelompok ibu-ibu ini memperkuat resonansi suara seorang ibu di tiap rumah yang dapat hadir menjadi alternatif solusi untuk mengatasi tantangan persoalan sampah. Khususnya di Tayan Hilir. Sehingga Sungai Kapuas menjadi lebih lestari dan terus menjaga peradaban dan kebudayaan. #sayapilihbumi