Bapak, Usiamu 86 tahun jika hari ini engkau masih ada. Maaf selama ini aku sukar berbagi kenangan tentangmu, juga melanjutkan bukumu, karena ternyata berat rasanya. Kupikir membersamaimu sejak lahir sudah cukup, ternyata tidak. Keinginan konyol untuk memiliki Bapak selamanya dalam hidupku ternyata ada dan nyata. Pada hari ulang tahunmu ini, aku mencoba mendobrak dinding itu. Berhadapan lagi dengan kenangan prosesi kepergianmu. Lima bulan berlalu, dan masih saja berlinangan air mataku saat menyusun dokumentasi ini. Ketika Mama tidak ada, setidaknya saat aku itu punya Bapak. Ketika Bapak tidak ada, di situlah akarku seperti tercerabut dari tanah. Aku sangat kehilangan, Pak. Lebih dalam dari yang kuduga. Lebih menyakitkan daripada yang kukira. Rangkaian acara kepergianmu sangat indah, Pak. Pada hari itu, pasti engkau sangat bangga melihat anak dan mantumu berbalut ulos, cucu-cucumu gagah dan cantik, semua hadir lengkap merayakan Saur Matua-mu. Sampai kami mengantar ke kuburan yang telah Bapak siapkan sendiri sejak tahunan lalu, momen keberangkatan Bapak kian gemilang. Penuh lagu. Penuh haru. Penuh tawa. Penuh bangga. Semakin kuhayati kisahmu, semakin aku yakin engkau manusia istimewa. Janjiku untuk merampungkan memoarmu, Melati Terbaik, akan kupenuhi. Berapa lama pun itu. Kini, aku akan belajar dulu untuk membiasakan diri hidup tanpa Bapak. Membiasakan diri berada di dunia tanpa teleponmu, tanpa WA-mu, tanpa tawa kerasmu, tanpa nyanyian lantangmu, tanpa doa-doa pendek yang Bapak selalu selipkan pada setiap ujung pesan, dan juga yang Bapak ucapkan tanpa kami tahu. Setapak demi setapak. Aku belajar terbiasa. #YohanSimangunsong #MelatiTerbaik #SIMFA
Bapak, Usiamu 86 tahun jika hari ini engkau masih ada. Maaf selama ini aku sukar berbagi kenangan tentangmu, juga melanjutkan bukumu, karena ternyata berat rasanya. Kupikir membersamaimu sejak lahir sudah cukup, ternyata tidak. Keinginan konyol untuk memiliki Bapak selamanya dalam hidupku ternyata ada dan nyata. Pada hari ulang tahunmu ini, aku mencoba mendobrak dinding itu. Berhadapan lagi dengan kenangan prosesi kepergianmu. Lima bulan berlalu, dan masih saja berlinangan air mataku saat menyusun dokumentasi ini. Ketika Mama tidak ada, setidaknya saat aku itu punya Bapak. Ketika Bapak tidak ada, di situlah akarku seperti tercerabut dari tanah. Aku sangat kehilangan, Pak. Lebih dalam dari yang kuduga. Lebih menyakitkan daripada yang kukira. Rangkaian acara kepergianmu sangat indah, Pak. Pada hari itu, pasti engkau sangat bangga melihat anak dan mantumu berbalut ulos, cucu-cucumu gagah dan cantik, semua hadir lengkap merayakan Saur Matua-mu. Sampai kami mengantar ke kuburan yang telah Bapak siapkan sendiri sejak tahunan lalu, momen keberangkatan Bapak kian gemilang. Penuh lagu. Penuh haru. Penuh tawa. Penuh bangga. Semakin kuhayati kisahmu, semakin aku yakin engkau manusia istimewa. Janjiku untuk merampungkan memoarmu, Melati Terbaik, akan kupenuhi. Berapa lama pun itu. Kini, aku akan belajar dulu untuk membiasakan diri hidup tanpa Bapak. Membiasakan diri berada di dunia tanpa teleponmu, tanpa WA-mu, tanpa tawa kerasmu, tanpa nyanyian lantangmu, tanpa doa-doa pendek yang Bapak selalu selipkan pada setiap ujung pesan, dan juga yang Bapak ucapkan tanpa kami tahu. Setapak demi setapak. Aku belajar terbiasa. #YohanSimangunsong #MelatiTerbaik #SIMFA
Bapak, Usiamu 86 tahun jika hari ini engkau masih ada. Maaf selama ini aku sukar berbagi kenangan tentangmu, juga melanjutkan bukumu, karena ternyata berat rasanya. Kupikir membersamaimu sejak lahir sudah cukup, ternyata tidak. Keinginan konyol untuk memiliki Bapak selamanya dalam hidupku ternyata ada dan nyata. Pada hari ulang tahunmu ini, aku mencoba mendobrak dinding itu. Berhadapan lagi dengan kenangan prosesi kepergianmu. Lima bulan berlalu, dan masih saja berlinangan air mataku saat menyusun dokumentasi ini. Ketika Mama tidak ada, setidaknya saat aku itu punya Bapak. Ketika Bapak tidak ada, di situlah akarku seperti tercerabut dari tanah. Aku sangat kehilangan, Pak. Lebih dalam dari yang kuduga. Lebih menyakitkan daripada yang kukira. Rangkaian acara kepergianmu sangat indah, Pak. Pada hari itu, pasti engkau sangat bangga melihat anak dan mantumu berbalut ulos, cucu-cucumu gagah dan cantik, semua hadir lengkap merayakan Saur Matua-mu. Sampai kami mengantar ke kuburan yang telah Bapak siapkan sendiri sejak tahunan lalu, momen keberangkatan Bapak kian gemilang. Penuh lagu. Penuh haru. Penuh tawa. Penuh bangga. Semakin kuhayati kisahmu, semakin aku yakin engkau manusia istimewa. Janjiku untuk merampungkan memoarmu, Melati Terbaik, akan kupenuhi. Berapa lama pun itu. Kini, aku akan belajar dulu untuk membiasakan diri hidup tanpa Bapak. Membiasakan diri berada di dunia tanpa teleponmu, tanpa WA-mu, tanpa tawa kerasmu, tanpa nyanyian lantangmu, tanpa doa-doa pendek yang Bapak selalu selipkan pada setiap ujung pesan, dan juga yang Bapak ucapkan tanpa kami tahu. Setapak demi setapak. Aku belajar terbiasa. #YohanSimangunsong #MelatiTerbaik #SIMFA
Bapak, Usiamu 86 tahun jika hari ini engkau masih ada. Maaf selama ini aku sukar berbagi kenangan tentangmu, juga melanjutkan bukumu, karena ternyata berat rasanya. Kupikir membersamaimu sejak lahir sudah cukup, ternyata tidak. Keinginan konyol untuk memiliki Bapak selamanya dalam hidupku ternyata ada dan nyata. Pada hari ulang tahunmu ini, aku mencoba mendobrak dinding itu. Berhadapan lagi dengan kenangan prosesi kepergianmu. Lima bulan berlalu, dan masih saja berlinangan air mataku saat menyusun dokumentasi ini. Ketika Mama tidak ada, setidaknya saat aku itu punya Bapak. Ketika Bapak tidak ada, di situlah akarku seperti tercerabut dari tanah. Aku sangat kehilangan, Pak. Lebih dalam dari yang kuduga. Lebih menyakitkan daripada yang kukira. Rangkaian acara kepergianmu sangat indah, Pak. Pada hari itu, pasti engkau sangat bangga melihat anak dan mantumu berbalut ulos, cucu-cucumu gagah dan cantik, semua hadir lengkap merayakan Saur Matua-mu. Sampai kami mengantar ke kuburan yang telah Bapak siapkan sendiri sejak tahunan lalu, momen keberangkatan Bapak kian gemilang. Penuh lagu. Penuh haru. Penuh tawa. Penuh bangga. Semakin kuhayati kisahmu, semakin aku yakin engkau manusia istimewa. Janjiku untuk merampungkan memoarmu, Melati Terbaik, akan kupenuhi. Berapa lama pun itu. Kini, aku akan belajar dulu untuk membiasakan diri hidup tanpa Bapak. Membiasakan diri berada di dunia tanpa teleponmu, tanpa WA-mu, tanpa tawa kerasmu, tanpa nyanyian lantangmu, tanpa doa-doa pendek yang Bapak selalu selipkan pada setiap ujung pesan, dan juga yang Bapak ucapkan tanpa kami tahu. Setapak demi setapak. Aku belajar terbiasa. #YohanSimangunsong #MelatiTerbaik #SIMFA
Bapak, Usiamu 86 tahun jika hari ini engkau masih ada. Maaf selama ini aku sukar berbagi kenangan tentangmu, juga melanjutkan bukumu, karena ternyata berat rasanya. Kupikir membersamaimu sejak lahir sudah cukup, ternyata tidak. Keinginan konyol untuk memiliki Bapak selamanya dalam hidupku ternyata ada dan nyata. Pada hari ulang tahunmu ini, aku mencoba mendobrak dinding itu. Berhadapan lagi dengan kenangan prosesi kepergianmu. Lima bulan berlalu, dan masih saja berlinangan air mataku saat menyusun dokumentasi ini. Ketika Mama tidak ada, setidaknya saat aku itu punya Bapak. Ketika Bapak tidak ada, di situlah akarku seperti tercerabut dari tanah. Aku sangat kehilangan, Pak. Lebih dalam dari yang kuduga. Lebih menyakitkan daripada yang kukira. Rangkaian acara kepergianmu sangat indah, Pak. Pada hari itu, pasti engkau sangat bangga melihat anak dan mantumu berbalut ulos, cucu-cucumu gagah dan cantik, semua hadir lengkap merayakan Saur Matua-mu. Sampai kami mengantar ke kuburan yang telah Bapak siapkan sendiri sejak tahunan lalu, momen keberangkatan Bapak kian gemilang. Penuh lagu. Penuh haru. Penuh tawa. Penuh bangga. Semakin kuhayati kisahmu, semakin aku yakin engkau manusia istimewa. Janjiku untuk merampungkan memoarmu, Melati Terbaik, akan kupenuhi. Berapa lama pun itu. Kini, aku akan belajar dulu untuk membiasakan diri hidup tanpa Bapak. Membiasakan diri berada di dunia tanpa teleponmu, tanpa WA-mu, tanpa tawa kerasmu, tanpa nyanyian lantangmu, tanpa doa-doa pendek yang Bapak selalu selipkan pada setiap ujung pesan, dan juga yang Bapak ucapkan tanpa kami tahu. Setapak demi setapak. Aku belajar terbiasa. #YohanSimangunsong #MelatiTerbaik #SIMFA
Bapak, Usiamu 86 tahun jika hari ini engkau masih ada. Maaf selama ini aku sukar berbagi kenangan tentangmu, juga melanjutkan bukumu, karena ternyata berat rasanya. Kupikir membersamaimu sejak lahir sudah cukup, ternyata tidak. Keinginan konyol untuk memiliki Bapak selamanya dalam hidupku ternyata ada dan nyata. Pada hari ulang tahunmu ini, aku mencoba mendobrak dinding itu. Berhadapan lagi dengan kenangan prosesi kepergianmu. Lima bulan berlalu, dan masih saja berlinangan air mataku saat menyusun dokumentasi ini. Ketika Mama tidak ada, setidaknya saat aku itu punya Bapak. Ketika Bapak tidak ada, di situlah akarku seperti tercerabut dari tanah. Aku sangat kehilangan, Pak. Lebih dalam dari yang kuduga. Lebih menyakitkan daripada yang kukira. Rangkaian acara kepergianmu sangat indah, Pak. Pada hari itu, pasti engkau sangat bangga melihat anak dan mantumu berbalut ulos, cucu-cucumu gagah dan cantik, semua hadir lengkap merayakan Saur Matua-mu. Sampai kami mengantar ke kuburan yang telah Bapak siapkan sendiri sejak tahunan lalu, momen keberangkatan Bapak kian gemilang. Penuh lagu. Penuh haru. Penuh tawa. Penuh bangga. Semakin kuhayati kisahmu, semakin aku yakin engkau manusia istimewa. Janjiku untuk merampungkan memoarmu, Melati Terbaik, akan kupenuhi. Berapa lama pun itu. Kini, aku akan belajar dulu untuk membiasakan diri hidup tanpa Bapak. Membiasakan diri berada di dunia tanpa teleponmu, tanpa WA-mu, tanpa tawa kerasmu, tanpa nyanyian lantangmu, tanpa doa-doa pendek yang Bapak selalu selipkan pada setiap ujung pesan, dan juga yang Bapak ucapkan tanpa kami tahu. Setapak demi setapak. Aku belajar terbiasa. #YohanSimangunsong #MelatiTerbaik #SIMFA
Bapak, Usiamu 86 tahun jika hari ini engkau masih ada. Maaf selama ini aku sukar berbagi kenangan tentangmu, juga melanjutkan bukumu, karena ternyata berat rasanya. Kupikir membersamaimu sejak lahir sudah cukup, ternyata tidak. Keinginan konyol untuk memiliki Bapak selamanya dalam hidupku ternyata ada dan nyata. Pada hari ulang tahunmu ini, aku mencoba mendobrak dinding itu. Berhadapan lagi dengan kenangan prosesi kepergianmu. Lima bulan berlalu, dan masih saja berlinangan air mataku saat menyusun dokumentasi ini. Ketika Mama tidak ada, setidaknya saat aku itu punya Bapak. Ketika Bapak tidak ada, di situlah akarku seperti tercerabut dari tanah. Aku sangat kehilangan, Pak. Lebih dalam dari yang kuduga. Lebih menyakitkan daripada yang kukira. Rangkaian acara kepergianmu sangat indah, Pak. Pada hari itu, pasti engkau sangat bangga melihat anak dan mantumu berbalut ulos, cucu-cucumu gagah dan cantik, semua hadir lengkap merayakan Saur Matua-mu. Sampai kami mengantar ke kuburan yang telah Bapak siapkan sendiri sejak tahunan lalu, momen keberangkatan Bapak kian gemilang. Penuh lagu. Penuh haru. Penuh tawa. Penuh bangga. Semakin kuhayati kisahmu, semakin aku yakin engkau manusia istimewa. Janjiku untuk merampungkan memoarmu, Melati Terbaik, akan kupenuhi. Berapa lama pun itu. Kini, aku akan belajar dulu untuk membiasakan diri hidup tanpa Bapak. Membiasakan diri berada di dunia tanpa teleponmu, tanpa WA-mu, tanpa tawa kerasmu, tanpa nyanyian lantangmu, tanpa doa-doa pendek yang Bapak selalu selipkan pada setiap ujung pesan, dan juga yang Bapak ucapkan tanpa kami tahu. Setapak demi setapak. Aku belajar terbiasa. #YohanSimangunsong #MelatiTerbaik #SIMFA
Mengantarkan Ompung mereka ke peristirahatan terakhirnya di Balige sambil memberi kesempatan kepada anak-anak mengalami sendiri Tanah Batak, mengarungi Danau Toba, ke Pohon Hariara, dan melihat rumah sopo milik kakek buyut mereka, Sopar Simangunsong (slide 6 & 7), tempat ompungnya dibesarkan. I’m so happy Keenan and Atisha had a chance to reconnect with their Batak roots ❤️ #KeenanAvalokita #AtishaPrajna #SIMFA
Mengantarkan Ompung mereka ke peristirahatan terakhirnya di Balige sambil memberi kesempatan kepada anak-anak mengalami sendiri Tanah Batak, mengarungi Danau Toba, ke Pohon Hariara, dan melihat rumah sopo milik kakek buyut mereka, Sopar Simangunsong (slide 6 & 7), tempat ompungnya dibesarkan. I’m so happy Keenan and Atisha had a chance to reconnect with their Batak roots ❤️ #KeenanAvalokita #AtishaPrajna #SIMFA
Mengantarkan Ompung mereka ke peristirahatan terakhirnya di Balige sambil memberi kesempatan kepada anak-anak mengalami sendiri Tanah Batak, mengarungi Danau Toba, ke Pohon Hariara, dan melihat rumah sopo milik kakek buyut mereka, Sopar Simangunsong (slide 6 & 7), tempat ompungnya dibesarkan. I’m so happy Keenan and Atisha had a chance to reconnect with their Batak roots ❤️ #KeenanAvalokita #AtishaPrajna #SIMFA
Mengantarkan Ompung mereka ke peristirahatan terakhirnya di Balige sambil memberi kesempatan kepada anak-anak mengalami sendiri Tanah Batak, mengarungi Danau Toba, ke Pohon Hariara, dan melihat rumah sopo milik kakek buyut mereka, Sopar Simangunsong (slide 6 & 7), tempat ompungnya dibesarkan. I’m so happy Keenan and Atisha had a chance to reconnect with their Batak roots ❤️ #KeenanAvalokita #AtishaPrajna #SIMFA
Mengantarkan Ompung mereka ke peristirahatan terakhirnya di Balige sambil memberi kesempatan kepada anak-anak mengalami sendiri Tanah Batak, mengarungi Danau Toba, ke Pohon Hariara, dan melihat rumah sopo milik kakek buyut mereka, Sopar Simangunsong (slide 6 & 7), tempat ompungnya dibesarkan. I’m so happy Keenan and Atisha had a chance to reconnect with their Batak roots ❤️ #KeenanAvalokita #AtishaPrajna #SIMFA
Mengantarkan Ompung mereka ke peristirahatan terakhirnya di Balige sambil memberi kesempatan kepada anak-anak mengalami sendiri Tanah Batak, mengarungi Danau Toba, ke Pohon Hariara, dan melihat rumah sopo milik kakek buyut mereka, Sopar Simangunsong (slide 6 & 7), tempat ompungnya dibesarkan. I’m so happy Keenan and Atisha had a chance to reconnect with their Batak roots ❤️ #KeenanAvalokita #AtishaPrajna #SIMFA
Mengantarkan Ompung mereka ke peristirahatan terakhirnya di Balige sambil memberi kesempatan kepada anak-anak mengalami sendiri Tanah Batak, mengarungi Danau Toba, ke Pohon Hariara, dan melihat rumah sopo milik kakek buyut mereka, Sopar Simangunsong (slide 6 & 7), tempat ompungnya dibesarkan. I’m so happy Keenan and Atisha had a chance to reconnect with their Batak roots ❤️ #KeenanAvalokita #AtishaPrajna #SIMFA
Bapak, aku pulang ke tanah kelahiranmu. Tanah yang dulu terasa asing karena aku tidak lahir di sana. Tanah yang jarang kukunjungi karena jarak dan waktu. Baru setelah menulis Gelombang, sepuluh tahun lalu, aku mulai melihat Tanah Batak dari perspektif berbeda. Walau kunjunganku masih sesekali, jarak di hatiku terasa terangkat. Kepada tanah ini aku membungkuk penuh rasa hormat. Dengan kembalinya Bapak kemari, timbul keinginan untuk lebih mendekat. Untuk satu hari nanti, melihat tanah ini bukan cuma sebagai kampungmu, melainkan juga kampung kita. #YohanSimangunsong #DanauToba
Bapak, aku pulang ke tanah kelahiranmu. Tanah yang dulu terasa asing karena aku tidak lahir di sana. Tanah yang jarang kukunjungi karena jarak dan waktu. Baru setelah menulis Gelombang, sepuluh tahun lalu, aku mulai melihat Tanah Batak dari perspektif berbeda. Walau kunjunganku masih sesekali, jarak di hatiku terasa terangkat. Kepada tanah ini aku membungkuk penuh rasa hormat. Dengan kembalinya Bapak kemari, timbul keinginan untuk lebih mendekat. Untuk satu hari nanti, melihat tanah ini bukan cuma sebagai kampungmu, melainkan juga kampung kita. #YohanSimangunsong #DanauToba
Ini salah satu kabar terbaik buat saya tahun ini. Setelah bertahun-tahun diteror netijen “kok, Rectoverso nggak ada di IG?”, “mau Malaikat Juga Tahu versi Dee Lestari buat Story kok nggak ada pilihannya?”, akhirnya seluruh lagu dari Rectoverso sudah bisa diakses, baik di Instagram, Tiktok, dsb. Thank you @aldriaviadi & @massivemusicent for assisting on this matter 🙏🥳 So, teman-teman, yang mau pakai latar musik lagu-lagu dari Rectoverso—Malaikat Juga Tahu, Firasat, Aku Ada, Hanya Isyarat, Peluk, dll—sudah bisa, ya! Go crazy! Gaaasss! 🔥 #Rectoverso #MalaikatJugaTahu #DeeLestari
Belum pernah terjadi sebelumnya kami sekeluarga selengkap ini pulang kampung ke Balige. Serombongan besar berangkat demi mengantar Bapak. Anak, mantu, cucu. Dan, ternyata ini menjadi momen liburan keluarga yang paling menyenangkan dan tak terlupakan. Kami berkumpul dengan Nantulang dan para sepupuku, keluarga Siagian, di penginapan mereka: Toba Rose. Mengunjungi makam Ompung & Tulang RM Siagian, ke Monumen Hariara, beli lapet hangat di Pasar Balige, wisata rame-rame ke Tuktuk. Sooo much fun! 🥳 Bapak menamai kumpulan kami ini: SIMFA (Simangunsong Family). Maap-maap aja neh, kalo udah soal karaoke, SIMFA bolehlah diadu. Mulai dari penampilan serius ala konser sampai liar di luar nurul, lengkap! 😆Semua ekspresi kreatif dan kegilaan ini dimungkinkan karena chief-nya, alm Yohan Simangunsong, gak kalah gokil. That’s why we deeply miss you, Pak! 🥹 Andai Bapak ada di tengah kami saat berkaraoke malam itu (I’m sure he was, somehow), beliau akan menjadi orang yang paling bersuka dan gembira ❤️ #YohanSimangunsong #SIMFA
Belum pernah terjadi sebelumnya kami sekeluarga selengkap ini pulang kampung ke Balige. Serombongan besar berangkat demi mengantar Bapak. Anak, mantu, cucu. Dan, ternyata ini menjadi momen liburan keluarga yang paling menyenangkan dan tak terlupakan. Kami berkumpul dengan Nantulang dan para sepupuku, keluarga Siagian, di penginapan mereka: Toba Rose. Mengunjungi makam Ompung & Tulang RM Siagian, ke Monumen Hariara, beli lapet hangat di Pasar Balige, wisata rame-rame ke Tuktuk. Sooo much fun! 🥳 Bapak menamai kumpulan kami ini: SIMFA (Simangunsong Family). Maap-maap aja neh, kalo udah soal karaoke, SIMFA bolehlah diadu. Mulai dari penampilan serius ala konser sampai liar di luar nurul, lengkap! 😆Semua ekspresi kreatif dan kegilaan ini dimungkinkan karena chief-nya, alm Yohan Simangunsong, gak kalah gokil. That’s why we deeply miss you, Pak! 🥹 Andai Bapak ada di tengah kami saat berkaraoke malam itu (I’m sure he was, somehow), beliau akan menjadi orang yang paling bersuka dan gembira ❤️ #YohanSimangunsong #SIMFA
Belum pernah terjadi sebelumnya kami sekeluarga selengkap ini pulang kampung ke Balige. Serombongan besar berangkat demi mengantar Bapak. Anak, mantu, cucu. Dan, ternyata ini menjadi momen liburan keluarga yang paling menyenangkan dan tak terlupakan. Kami berkumpul dengan Nantulang dan para sepupuku, keluarga Siagian, di penginapan mereka: Toba Rose. Mengunjungi makam Ompung & Tulang RM Siagian, ke Monumen Hariara, beli lapet hangat di Pasar Balige, wisata rame-rame ke Tuktuk. Sooo much fun! 🥳 Bapak menamai kumpulan kami ini: SIMFA (Simangunsong Family). Maap-maap aja neh, kalo udah soal karaoke, SIMFA bolehlah diadu. Mulai dari penampilan serius ala konser sampai liar di luar nurul, lengkap! 😆Semua ekspresi kreatif dan kegilaan ini dimungkinkan karena chief-nya, alm Yohan Simangunsong, gak kalah gokil. That’s why we deeply miss you, Pak! 🥹 Andai Bapak ada di tengah kami saat berkaraoke malam itu (I’m sure he was, somehow), beliau akan menjadi orang yang paling bersuka dan gembira ❤️ #YohanSimangunsong #SIMFA
Hidup sebuah tulisan terletak pada detail. Merekam dan menarasikan detail membutuhkan kepekaan, indra serta pikiran terbuka. What’s the best way to sharpen those senses, that skill, other than immersing ourselves into nature and culture? Yuk, alami itu semua bersama saya. Selami kekayaan detail di sekitar kita dan belajar mengabadikannya dalam tulisan. Kaizen Writing Trip perdana akan membawa kita ke Laos, ke sebuah slow trip yang penuh makna. Slot masih dibuka, dan dengan jumlah terbatas, karena ukuran grup memang tidak akan terlalu besar. Kita akan bertualang bersama pada tanggal 28 Sep sampai 5 Okt, bersama saya, @agustinusjourney — salah satu penulis travel terbaik di Indonesia, dan @wesgo.travel. Bisa langsung chat admin Wesgo lewat link di Bio, ya 👆Ditunggu! ☺️ #KaizenWritingTrip #DeeLestari #AgustinusWibowo #Wesgo 📷 @agustinusjourney
Hidup sebuah tulisan terletak pada detail. Merekam dan menarasikan detail membutuhkan kepekaan, indra serta pikiran terbuka. What’s the best way to sharpen those senses, that skill, other than immersing ourselves into nature and culture? Yuk, alami itu semua bersama saya. Selami kekayaan detail di sekitar kita dan belajar mengabadikannya dalam tulisan. Kaizen Writing Trip perdana akan membawa kita ke Laos, ke sebuah slow trip yang penuh makna. Slot masih dibuka, dan dengan jumlah terbatas, karena ukuran grup memang tidak akan terlalu besar. Kita akan bertualang bersama pada tanggal 28 Sep sampai 5 Okt, bersama saya, @agustinusjourney — salah satu penulis travel terbaik di Indonesia, dan @wesgo.travel. Bisa langsung chat admin Wesgo lewat link di Bio, ya 👆Ditunggu! ☺️ #KaizenWritingTrip #DeeLestari #AgustinusWibowo #Wesgo 📷 @agustinusjourney
Hidup sebuah tulisan terletak pada detail. Merekam dan menarasikan detail membutuhkan kepekaan, indra serta pikiran terbuka. What’s the best way to sharpen those senses, that skill, other than immersing ourselves into nature and culture? Yuk, alami itu semua bersama saya. Selami kekayaan detail di sekitar kita dan belajar mengabadikannya dalam tulisan. Kaizen Writing Trip perdana akan membawa kita ke Laos, ke sebuah slow trip yang penuh makna. Slot masih dibuka, dan dengan jumlah terbatas, karena ukuran grup memang tidak akan terlalu besar. Kita akan bertualang bersama pada tanggal 28 Sep sampai 5 Okt, bersama saya, @agustinusjourney — salah satu penulis travel terbaik di Indonesia, dan @wesgo.travel. Bisa langsung chat admin Wesgo lewat link di Bio, ya 👆Ditunggu! ☺️ #KaizenWritingTrip #DeeLestari #AgustinusWibowo #Wesgo 📷 @agustinusjourney
Hidup sebuah tulisan terletak pada detail. Merekam dan menarasikan detail membutuhkan kepekaan, indra serta pikiran terbuka. What’s the best way to sharpen those senses, that skill, other than immersing ourselves into nature and culture? Yuk, alami itu semua bersama saya. Selami kekayaan detail di sekitar kita dan belajar mengabadikannya dalam tulisan. Kaizen Writing Trip perdana akan membawa kita ke Laos, ke sebuah slow trip yang penuh makna. Slot masih dibuka, dan dengan jumlah terbatas, karena ukuran grup memang tidak akan terlalu besar. Kita akan bertualang bersama pada tanggal 28 Sep sampai 5 Okt, bersama saya, @agustinusjourney — salah satu penulis travel terbaik di Indonesia, dan @wesgo.travel. Bisa langsung chat admin Wesgo lewat link di Bio, ya 👆Ditunggu! ☺️ #KaizenWritingTrip #DeeLestari #AgustinusWibowo #Wesgo 📷 @agustinusjourney